Pages

Jumat, 12 November 2010

jalan hidup dan persahabatan

Dimasa kecil, maupun di masa sekarang, aku selalu mengimpikan bisa merasakan sebuah persahabatan seperti yang ada di dongeng-dongeng. Sebuah persahabatan yang pada akhir dongeng tersebut akan menjadi sebuah persahabatan abadi. Biasanya di dongeng-dongen itu, orang yang bersahabat akan selalu ada di saat suka mau pun duka. Bukan kayak di dunia nyata, lebih tepatnya di jaman sekarang, orang-orang kebanyakan selalu ada di saat suka, terus menghilang di saat duka.ya.... itulah realitas.

Aku sama sekali tidak bisa memungkiri bahwa impian itu mungkin hanya akan menjadi sebuah impian belaka. Sebuah impian yang hanya akan tersimpan di dalam kotak kecil di dalam hati yang nantinya akan usang di makan jaman. Inilah realitas, fakta tak selalu sejalan dengan impian. Persahabatan seperti yang ada pada dongeng, hanya bisa di rasakan di dalam dongeng. Sama sekali tidak bisa di jadikan impian untuk di realisasikan ke dunia nyata. Terlalu sulit... dan benar-benar sulit untuk di realisasikan di jaman sekarang, dimana lebih mementingkan egonya satu sama lain dan tidak ada yang mengalah. Bukankan untuk membangun sebuah hubungan yang erat seperti di dongeng, kita harus mengesampingkan ke-ego-an kita? di tambah lagi watak licik manusia-manusia di jaman sekarang. mereka akan selalu ada di saat temannya senang, dan menghilang seakaan di sapu tsunami di saat temannya susah. beginikah seharusnya seorang sahabat? 

terlalu miris jika aku harus terus melihat sekeliling ku. aku lebih memilih untuk menutup mata dan telinga serta hati, dari pada aku harus menyaksikan semuanya. menyaksikan kebusukan hati manusia yang tega menjerumuskan temannya sendiri serta membiarkannya tenggelam di dalam masalah. mendengar olok-olokan seorang teman kepada temannya yang lain dari belakang. dan meraksan betapa kejinya seorang sahabat  di masa kini. aku lebih memilih me-non aktif-kan mata, telinga dan hati darpada merasakan semua itu.

tapi tahu kah kau?
di dalam kenelangsaan dan perasaan miris itu, aku masih berusaha mencari serpihan rasa persahabatan yang mungkin tercecer ketika seseorang membuangnya. Ya....mungkin saja aku bisa mengumpulkannya dan merakitnya kembali menjadi sesuatu yang utuh. Meskipun sebenarnya itu adalah hal yang mustahil.

dan tahu kah kau?
Terkadang ada perasaan iri yang berkecamuk di dalam hati, saat aku melihat persahabatan yang dimiliki orang lain ternyata jauh lebih "baik" dari pada yang aku punya. Semuanya seakan-akan menyiratkan bahwa yang persahabatan yang aku miliki dengan orang-orang tersebut hanyalah sebuah kepalsuan dan kepunyaan merekalah yang sesungguhnya. terkadang aku juga mebanding-bandingkan apa yang aku punya dan mereka punya. namun, sungguh suram saat aku mengetahui bahwa persahabatan mereka lebih unggul dari yang aku miliki. aku hanya meratapi yang ada dan seperti menyalahkan kepada tuhan kenapa ini yang aku punya, kenapa aku tidak seperti mereka?

Well, bagaimanapun juga tak ada yang bisa aku salahkan selain diriku sendiri yang selalu membanding-bandingkan dan tak pernah puas dengan apa yang ada. Seharusnya aku acuh tak acuh  dan persetan dengan apa yang mereka punya. Aku tak akan pernah bisa menikmati apa yang  aku punya jika aku terus mendongak keatas dan membandingkan dengan yang mereka punyai. Aku tidak akan pernah bahagia dengan apa yang aku punya jika aku tidak menikmatinya. so... intinya yang salah hanya pada aku dan yang rugi juga aku ya =____= dan dodolnya aku  baru sadar setelah ngawul ngidul nulis ini panjang-panjang. bener-bener ini nih yang namanya curhat dengan diri sendiri. cerita panjang-panjang kemana-mana, dan pada akhir tulisan aku baru sadar bahwa selama ini yang salah itu aku, dan yang bakal rugi itu aku jika terus ngerasain yang kayak gini. karena aku yakin temen-temen (read : sahabat) yang lain pada gak ngerasain seperti apa yang aku rasain. kckckkckck...

"setiap orang punya jalannya masing-masing..."
oleh karena itu, mendongak ke atas itu gak dilarang, namun jangan keterusan biar kamu gak selalu ngerasa iri dan sakit hati sendiri karena gak bisa seperti yang di atas sono. tapi sesekali coba ngeliat lah ke bawah, liatlah betapa banyak orang yang ingin seperti kamu, agar kamu bisa mensyukuri apa yang kamu miliki sekarang :)

4 komentar:

  1. Saya setuju dengan kalimat penutupnya, melihat kebawah untuk bersyukur
    tetap semangat menjalani hidup ini

    BalasHapus
  2. Gini nih kalo Isuta-nya lagi bener...
    Postingannya dalem bgt... hahay

    Ga semua persahabatan yang ada di dunia ini semanis apa yang kao lihat...
    Pasti ada rasa : Asem manis kecut di dalamnya...
    Yang perlu kita lakukan saat ini adalah, tak hanya melihat yang di atas, tapi membiasakan diri dan membandingkannya dg yg di bawah! :))

    BalasHapus
  3. @nyiel : hoa... kangen nyiel >.<
    apa kabar nyiel? :D

    ehehehe...
    emang sedalem apa nyiel?
    samudera kah? wkwkwk :p

    heehe..
    iya nyiel :)
    mendongak ke atas boleh biar kita semakin maju..
    tapi jangan keseringan ntar malah jadi penyakit hati. *penyakit iri..
    heheh

    BalasHapus

di mohon comment nya >.< pasti isuta baca dan moderasi :) makasih banget lho :D