ini sebuah kisah nyata tentang diiriku, benar-benar tidak ada yang aku rekayasa sama sekali..
Di mulai ketika jam 01:00, 23 Juli 2009.
Ketika itu aku terbangun dari mimpi buruk ku, benar-benar sebuh mimpi yang buruk tentang dia. Yang membuat ku dengan spontan terbagun dari tidur ku dengan keringat yang mengucur. Ku lihat handphone ku yang tergeletak di samping bantal ku. Ada 4 message baru yang masuk k inbox ku. Message teratas dan satu-satunya dari dia. Perlahan ku buka message itu, ketika aku baca isinya....aku seperti tak percaya dengan isi message itu. Aku berharap itu semua hanyalah ilusi. Aku keluar dari kamar ku, dan mencuci muka ku. Ketika aku kembali lagi ke kamar ku dan ku baca ulang message itu. Aku terdiam, benar-benar tak percaya dengan isi message itu, perlahan air mata ku mengalir..semakin lama semakin deras. Selama 3 jam aku terus menangis..hingga akhirnya ketika kurang lebih jam 4 subuh aku tertidur.
Ketika jam 5:00 dia membangunkan ku sekaligus membalas message ku. Aku menyatakan kepadanya bahwa aku benar-benar tidak mau ini terjadi. Aku tidak mau kami berpisah, bagi ku..dia adalah orang yang aku sayangi setelah orang tuaku. Dia memiliki andil besar bagiku. Aku benar-benar tidak mau harus berpisah dengannya. Aku benar-benar tidak tahan. Dia juga memberi tahu ku bahwa dia tidak mau lagi memikirkan diriku, apa ini berarti dia ingin melupakan diri ku? Aku benar-benar tidak percaya semua ini haru terjadi, aku terus menangis..hingga akhirnya aku harus pergi sekolah...
Di perjalanan menuju sekolah...
Aku tetap menangis di jalanan, aku benar-benar terpuruk dengan kejadian ini. Aku benar-benar tidak sanggup harus kehilangan orang yang aku sayangi, benar-benar aku sayangi. Ketika turun dari angkot dan akan menuju ke tempat ojek, ketika di jalan mau kempat ojek itu, pikiran ku benar-benar seperti hilang dari otak ku, tanpa sadar..sebuah mobil berwarna hitam hampir saja menabrak diriku yang seperti tidak ada nyawa lagi. Allah masih menginginkan aku hidup, dia menyelamatkan nyawa ku yang cuma satu-satunya ini. Tanpa menghiraukan mobil itu, aku terus berjalan, dari kejauhan samar-samar terdengar suara pengemudi yang marah-marah, sepertinya dia marah kepadaku. Aku sama sekali tidak memperdulikannya. Bahkan jika memang dia berhasil menabrak ku tadi, aku akan lebih senang. Aku benar-benar terpuruk saat ini.
Di sekolah..
Sesampainya disekolah, dengan langkah yang sangat tidak ada semangat, aku menuju ruang 22. Disana aku melihat semua temanku bersemangat, namun tidak bagiku, aku telah kehilangan semangatku, my life's spirit is lost! Teman ku bertanya, ada apa dengan diriku, kenapa hari ini aku tidak seperti biasanya. Perlahan aku tarik tangan Sefti untuk menjauh dari kerumunan teman-temanku. Aku bisikan sesuatu ditelinganya. Dia terkejut, benar-benar tak menyangka. Pertamanya aku masih bisa tersenyum...namun akhirnya mutiara itu mengalir lagi.
Ketika aku menaruh tasku di bangku ku, Sefti memberitahukan hal itu kepada teman-temanku yang berada di kerumunan itu. Semuanya terkejut, tidak ada yang percaya hal itu terjadi.. aku mendekati mereka, mengambil kursi dan duduk di dekat mereka. Tanpa banyak penjelasan,..aku benar-benar menangis.. Akhirnya 3 jam pelajaran fisika yang kebetulan tidak ada gurunya itu, aku habiskan untuk menangis. Teman-temanku berusaha untuk menghentikan tangisanku, mereka semua berusaha melakukan itu. Namun aku tetap tidak bisa menghentikannya, aku benar-benar tidak sangggup harus kehilangan seseorang yang paling aku sayangi.
Selesai pelajaran Fisika di lanjutkan ke pelajaran Sosiologi, untungnya mata ku cepat kembali seperti semula, meski sembab setidaknya tidak ada lagi warna merah di mataku. Disana kami belajar 1 jam pelajaran. Aku benar-benar tidak konsen belajar, pikiran ku melayang-layang, Aku masih ingin bersamanya!
Pelajarn selanjutnya adalah Matematika, kami menuju ruang 13, entah kebetulan atau bagaimana. Ibu Yayoe yang paling rajin hadir, kali ini tidak hadir di kelas. Seperti biasanya, jika tidak ada guru, teman-teman ku pasti akan memutarkan lagu di ipod dengan speaker kecilnya. Aku yang hampir berhasil menahan tangisku, kini tidak sanggup lagi untuk menahannya. Bagaimana tidak, teman-temanku memutarkan lagu-lagu cinta yang sedih dan sepertinya benar-benar pas dengan keadaanku saat ini. Apalagi ketika lagu reason yang versi instrumental, lagu itu benar-benar menyayat dan membuat air mata ku mengalir deras. Sama seperti pelajaran fisika, di pelajaran matematika ini, aku hanya menghabiskannya dengan menangis.
Ketika Isoma selesai, kami belajar di ruang komputer. Lagi-lagi kali ini tidak ada guru, aku mulai melamun lagi dan menangis kembali. Oji, tami, sefti, dziku, adies, riska, arini mencoba menghiburku. Mereka menyanyikan lagu Dunia belum berakhir-Shaden, dan lagu-lagu lainnya, sampai ke lagu dangdut. Dengan kocaknya mereka berjoget-joget dengan berimajinasi bahwa mereka adalah band besar. Aku sempat tertawa sejenak melihat aksi mereka. Dan..ketika mereka semua telah kelelahan, aku tidur di pangkuan tami, diam-diam aku kembali menangis, kali ini rok tami basah karena air mataku. Tami menyuruhku untuk tidur saja, namun aku tidak bisa tidur dengan keadaan ini.
Akhirnya jam TIK berakhir, ketika keluar ruangan..aku menghapus air mataku. Aku tidak mau anak kelas lain melihat aku habis menangis. Ketika baru saja sampai di kelas, teman-temanku mengajak ku ke aula. Di aula sedang ada sosialisasi tenang akselerasi. Semua akan kelas 10 dan anak-anak aksel di wajibkan datang ke aula. Dengan mata yang sembab, aku berjalan bersama tami dan sefti ke aula. Disana pikiran ku mulai tak seimbang lagi, aku menahan air mata ku jikalau dia akan keluar. Aku tidak mau malu di hadapan sekian banyak anak kelas 10 ini.
Akhirnya setelah sosialisasi selesai. Kami menuju tempat les. Lagi-lagi aku tidak konsen belajar. Aku masih terus memikirkan dirinya. Aku ingin kembali bersamanya!!! tami memperhatikan aku yan g tidak konsen. Akhirnya terjadi percakapan singkat ku dengan tami.
"mi, besok tanggal 25 kan? harusnya besok 1 tahun 1 bulan" kata ku lirih.
"Nah..jangan nagis lagi, mau di apain lagi ta. Sudah terjadi"
"mi...aku pengen dengan dia lagi, huhuhu..besok malam minggukan?"
"terus kenapa kalau malam minggu?"
"aku nggak bakal malam mingguan lagi"
"yo sudah, kau ganti be nama contact aku dengan nama rego, jadi seakan-akan kau malam mingguan dengan rego"
"ndak mau mi...aku pengen dengan dia yang asli" jawab ku lirih dengan mata berkaca-kaca.
"mi, aku nggak bisa suka dengan orang lain. Cuma dia mi.."
"neh..kau ta! Jangan sampe jadi lesbi ye...Ngeri aku dengan kau ta" tami mencoba menghiburku.
Aku hanya tersenyum kecut.
Diperlajalan sepulang les, aku menatap gelapnya langit. Aku kembali teringat dirinya. Semua pikiran ku penuh akan dia. Semua kenangan yang pernah aku lalui berasamanya, satu persatu muncul di hadapanku. Semua air mata tidak dapat aku bendung,semuanya tumpah. Ya Allah, aku ingin bersama dirinya lagi..aku ingin melakukan semuanya bersama dia..dia semangatku, dia yang membuatku kembali kuat di saat aku sudah terpuruk. Kali ini dia telah menginggalkan ku. Apa yang harus aku lakukan YA Allah... my spirit, love, and feel are lost with him. Dia yang tau seluk beluk tentang diriku, dia yang faham sifat dan kebiasaanku, dia yang hafal apa yang biasanya aku lakukan, dia yang mengerti aku, dia yang selalu menguatkan aku, dia yang membuat aku berani bangkit, dia yang mengajarkan aku segalanya, dia yang sudah membuatku tak bisa berhenti memikirkannya dan membuatku tak bisa menghentikan air mata ini. Aku, hati dan jiwa ku, telah kehilangan dia.. Kejadian ini membuatku benar-benar terpuruk. Secara singkat dan instan, aku seperti kehilangan sebagia n nyawa ku. Bahkan saat ini aku seperti tidak sanggup untuk hidup lagi.
He's my first love..
Dia lelaki pertama yang aku suka. Darinya, aku belajar untuk menyayangi dan mempercayai seseorang lagi setelah aku di khianati oleh sahabat ku ketika aku SMP. Aku yang waktu itu masih polosnya, menerima ajakannya untuk menjalin suatu hubungan. Awalnya memang biasa saja, aku menggap dia masih seperti kakakku. Lambat laun dan seiring berjalannya waktu, benih yang pernah dia tanam telah tumbuh, akar dari pohon kasih sayang itu sudah kuat, dahannya telah beranjak besar dan telah keras. Aku semakin menyayanginya. Aku memberikan semua ruang di hatiku untuknya, aku memberikan semua kepercayaan ku kepadanya. Begitu banyak hal-hal yang sudah aku lewati bersamanya. Semua kebahagianku dan hal-hal lalinnya aku bagi be rsamanya. Mulai dari pertemuan kami di PRC ketika aku sosialisasi, pertemuan pertama yang manis meski singkat, setidaknya itu sudah membuat aku bahagia. Ketika final DBL, dia datang ke Palembang. Mulanya, dia ingin mengerjaiku, dengan berkata bahwa dia tidak jadi datang untuk menonton final DBL itu, tapi ternyata dia datang. Dan ironisnya, dia datang ke GOR itu ketika aku sudah tidakssanggup menunggu dan akhirnya aku pulang dengan rasa kecewa. Saat itu Handphone ku batre nya habis, jadi aku tidak tahu bahwa ketika aku akan melangkahkan kaki ku keluar GOR, dia mengirimi ku sms yang berisi dimana posisi dia sekarang. Sesampainya di rumah, aku mengisi batre hp ku sebentar dan akhirnya ketika ojek langganan ku itu datang, aku pergi ke asrama ku. Rencananya aku tidak mau membawa handphone itu, tapi entah kenapa tangan ku dengan sendirinya membawa handphone itu. Di perjalanan, dengan batre yang hanya sedikit. Aku hidupkan handphone itu, aku melihat ada message yang masuk. Dia memberitahuku bahwa dia berada di tribun biru. Kemudian aku membuka message yang lai n lagi. Ku lihat ada message dari Desy, dia bilang apel asrama bukan jam 6 tapi jam 7, setidaknya ada waktu 1 jam lebih sedikit. Setelah menitipkan tas ku yang berisi baju di belakang asrama, aku langsung menyuruh ojek itu mengantar kan aku ke GOR. Sesampainya disana, langit sudah benar-benar gelap. Aku di cekam rasa takut. Kemana kah aku akan pergi, batre handphone ku habis, sementara tribun biru itu lumayan luas dan di padati orang, bagaimna caranya aku menemukan dia? Dengan rasa takut, aku masuk ke Gor itu, aku berjalan di tribun biru yang paling atas. aku mencari sosok dirinya, namun tak aku dapati. Aku menuruni tribun itu hingga akhirnya aku bertemu dengan teman ku Widya. Dari Widya, aku diberitahu dimana Ayu..dan akhirnya Ayu memberitahu ku di mana REGO! Meski sangat capek, aku bahagia bisa bertemu dia. Aku senang, sanat senang bisa bertemu dengan dirinya. Namun semua itu tidak bisa lama. Masing-masing dari kami harus pulang ketika final DBL itu selesai. Sebelum pulang, aku memberikan sebuah cd bergambar sapi yang isinya foto-foto kami wakktu di PRC dulu. Kali ini aku pulang bersama Widya, untung saja ada teman pulang. Baru kali itu aku pergi keuar malam-malam. Aku takut... tapi semua itu resiko dari kenekatanku. Sesampainya di asrama jam sudah menunjukan jam 9an. Untung saja pembina asrama tidak melihat kami pulang ke asrama secara diam-diam. Sesampainya di kamar, aku tidak bisa berhenti tersenyum. Aku benar-benar bahagia..
Di akhir bulan Juni, dia datang kembali ke Palembang, kali ini benar-benar my first dating. Kedatanngannya di Palembang ini, sangat membuatku senang. Membuat kebahagiaanku full! Aku tidak bisa menuliskan kebahagian itu. Benar-benar senang rasanya. Itu pengalaman pertamaku.
Kembali lagi ke cerita sebelumnya, sesampainya di rumah. Sebelum mengetk pintu, aku menghapus air mataku. Aku memalingkan wajahku dan tak berani melihat nenek ku. Aku tiak mau dia mengetahui bahwa aku baru selesai menangis. Setelah aku melepas kaos kaki dan tas ku. Aku langsung ke kamar m andi, aku tidak langsung mandi. Aku termenung sejenak. Hati ku terus meronta, hati ku menginginkan dia. Sangat ingin dia. Aku mengguyurkan air di tubuhku berasaam dengan air mataku yang terus meluncur. Selesai mandi, aku menunggu sampai mata ku tidak merah lagi baru aku ke kamar ku. Seteelah mengenakan pakaian ku, Aku memeluk oger dan pouh (boneka pemberiannya). Aku memeluk mereka erat-erat. Lagi-lagi aku menangis hingga aku tertidur. Di pagi harinya, aku terbangun. Panas tubuhku naik, dan hari ini terpaksa aku tidak bisa sekolah. Hari ini aku sendiri, kali ini tidak ada lagi yang memberiku semangat ketika aku sakit, tidak ada lagi yang memberikan sugesti sehingga aku sembuh, tidak ada lagi yang peduli dengan sakit ku, tidak ada lagi yang memperhatikan aku. Karena orang itu, sudah tidak mau memikirkan aku. Padahal aku terus memikirkannya. AKU MASIH SAYANG DIA! AKU MASIH INGIN BERSAMANYA..
mungkin kalian yang membaca tulisan ini, akan berkata bahwa aku bodoh menghabiskan waktu ku hanya untuk menangisinya. kalian juga akan berkata aku lemah dan sangat cengeng atau mungkin di antara kalian ada yang berkata bahwa sem ua cerita diatas adalah rekayasa ku..
Itu semua terserah kalian ingin berkata apa, aku hanya menuliskan semua yang aku rasakan. Tidak mudah untuk meluapkan semua perasaan yang kau miliki kedalam tulisan. Sebelum kau mampu menyelesaikan tulisan itu, hati mu pasti akan terus meronta-ronta dan terasa sangat teriris, atau bahkan tidak sanggup untuk menuliskan itu semua. Itu lah yang aku rasakn ketika menulis ini, aku sangat sering terdiam sejenak untuk mengumpulkan tenaga untuk menulis tulisan ini. Aku berhenti sejenak untuk mengambil nafas ku yang sudah sesak. Aku berhenti sejenak untuk membiarkan diriku menangis dahulu sebelum aku sanggup untuk menulis sesuatu itu.
Mencabut pohon kasih sayang yang sudah berakar kuat dan berdahan keras, tidak lah mudah. itu sangat susah. Mungkin menanamnya sangat mudah, tetapi untuk mencabutnya, kau memerlukan waktu bertahun-tahun. Ada seorang temanku, yang memang pacarannya sebentar sekitar 6 atau 5 bulan. Tetapi untuk mencabut pohon kasih sayang itu, dia memeerlukan waktu 1 tahun. Bagaimana dengan diriku? Aku tidak mau mencabutnya, aku masih sayang dengan pohon itu.
YA ALLAH, GIVE ME YOUR MIRACLE! AKU INGIN BERSAMANYA LAGI!